Materi Puisi

Materi Puisi

Hasil gambar untuk puisi background
Pengertian Puisi

Pengertian Puisi merupakan bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan perasaan penyair dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta penuh makna.
Puisi mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dalam mengonsentrasikan kekuatan bahasa dengan struktur fisik dan struktur batinnya.
Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang disampaikan yang mana makna sebagai bukti puisi baik jika terdapat makna yang mendalam dengan memadatkan segala unsur bahasa.

A. Puisi Lama

Puisi Lama merupakan puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan yaitu sebagai berikut ini :
Jumlah kata dalam 1 baris
Jumlah baris dalam 1 bait
Persajakan (rima)
Banyak suku kata di tiap baris
Irama
Ciri-Ciri Puisi Lama
Tak diketahui nama pengarangnya
Penyampaiannya yang bersifat dari mulut ke mulut, sehingga merupakan sastra lisan.
Sangat terikat akan aturan-aturan misalnya seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata ataupun rima.

B. Puisi Baru

Puisi Baru merupakan puisi yang tidak terikat lagi oleh aturan yang mana bentuknya lebih bebas dari pada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, ataupun rima.

Baru merupakan puisi yang tidak terikat lagi oleh aturan yang mana bentuknya lebih bebas dari pada puisi lama dalam segi jumlah baris, suku kata, ataupun rima.

Ciri-Ciri Puisi Baru 

Mempunyai bentuk yang rapi, simetris
Persajakan akhir yang teratur
Memakai pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain
Umumnya puisi 4 seuntai
Disetiap baris atasnya sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
Ditiap gatranya terdiri dari dua kata (pada umumnya) : 4-5 suku kata

Jenis-jenis Puisi


1. Puisi Naratif


Puisi naratif mengungkapkan suatu cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, yakni balada dan romansa. Balada ialah puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa ataupun tokoh pujaan. Contoh Balada Orang-orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie karya WS Rendra. Romansa ialah jenis puisi cerita yang memakai bahasa romantik yang berisi kisah percintaan, yang diselingi perkelahian dan petualangan.

2. Puisi Lirik


Jenis puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, yakni elegi, ode, dan serenade.

Elegi ialah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Misal Elegi Jakarta karya Asrul Sani yang mengungkapkan perasaan duka penyair di Kota Jakarta.
Serenada merupakan sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Kata “serenada” bermakna nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja. Rendra banyak menciptakan serenada dalam 4 Kumpulan Sajak. Misalnya “Serenada Biru”, “Serenada Hitam”, “Serenada Merah Jambu”, “Serenada Kelabu”, “Serenada Ungu”, dan lain sebagainya. Warna-warna di belakang serenade itu menggambarkan sifat nyanyian cinta itu, ada yang bahagia, sedih, dan kecewa.
Ode ialah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, sesuatu hal, atau sesuatu keadaan. Ode banyak ditulis sebagai pemujaan terhadap tokoh-tokoh yang dikagumi contohnya seperti Teratai (karya Sanusi Pane), Diponegoro (karya Chairil Anwar), dan Ode buat Proklamator (karya Leon Agusta).

3. Puisi Deskriptif


Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatian. Puisi yang termasuk kedalam jenis puisi deskriptif, misaInya satire dan puisi yang bersifat kritik sosial.

Satire ialah puisi yang mengungkapkan perasaan ketidak puasan penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya.
Puisi kritik sosial ialah puisi yang juga menyatakan ketidak puasan penyair terhadap keadaan atau terhadap diri seseorang, namun dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidak beresan keadaan atau orang tersebut. Kesan penyairan ini juga dapat kita hayati dalam puisi-puisi impresionistik yang mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu hal.


Hasil gambar untuk puisi background

Unsur Dalam Puisi


1. Unsur intrinsik


Unsur intrinsik puisi merupakan unsur-unsur yang terkandung dalam puisi dan mempengaruhi puisi sebagai karya sastra. Yang termasuk unsur intrinsik puisi ialah diksi, imaji, majas, bunyi, rima, ritme, dan tema.

Diksi atau pilihan kata : Dalam membangun puisi, penyair hendaknya memilih kata dengan cermat dengan cara mempertimbangkan makna, komposisi bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam suatu puisi keseluruhan.
Daya bayang atau imaji : Yang dimaksud dengan daya bayang atau imaji ketika membangun puisi ialah penggunaan kata-kata yang konkret dan khas yang dapat menimbulkan imaji visual, auditif, ataupun taktil.
Gaya bahasa atau majas : Gaya bahasa atau majas atau bahasa figuratif dalam puisi ialah bahasa yang dipakai penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa atau memakai kata-kata yang bermakna kiasan atau lambing.
Bunyi : Bunyi dalam puisi mengacu pada dipakainya kata-kata tertentu sehingga menimbulkan efek nuansa tertentu.
Rima : Rima ialah persamaan bunyi atau perulangan bunyi dalam puisi yang bertujuan untuk menimbulkan efek keindahan.
Ritme : Ritme dalam puisi adalah dinamika suara dalam puisi agar tidak dirasa monoton bagi penikmat puisi.
Tema : Tema dalam puisi ialah ide atau gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui puisinya.

2. Unsur ekstrinsik


Unsur ekstrinsik puisi merupakan unsur-unsur yang berada di luar puisi dan mempengaruhi kehadiran puisi sebagai karya seni. Adapun yang termasuk dalam unsur ekstrinsik puisi ialah aspek historis, psikologis, filsafat, dan religious.

Aspek historis merupakan unsur-unsur kesejarahan atau gagasan yang terkandung dalam puisi.
Aspek psikologis merupakan aspek kejiwaan pengarang yang termuat dalam puisi.
Aspek filsafat Beberapa ahli menyatakan bahwa suatu filsafat berkaitan erat dengan puisi atau karya sastra keseluruhan dan beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa filsafat dan karya sastra dalam hal ini puisi tidak saling terkait satu sama lain.
Aspek religius dalam puisi mengacu pada tema yang umum diangkat dalam puisi oleh pengarang.

Contoh Puisi

Hujan Bulan Juni

Karya Sapardi Djoko Damono
Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
           tak ada yang lebih bijak
          dari hujan bulan juni
          dihapuskannya jejak-jejak kakinya
          yang ragu-ragu dijalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

Komentar